PUISI AMARAH ALAM oleh M.khoerudin ABdul Baqi


 

Laut menghitam ,
memukul  pantai yang dulu ramah.
Hutan  menerkam , batang-batang tumbang,
akar tercabut, tanah pun pasrah.

Gunung bergetar, dada bumi berdegup,
menyembur api, meludah asap.
Langit menangis deras tak tertahankan,
banjir membawa segala yang lalai.

Alam bukan musuh, ia hanya cermin,
memantulkan rakusnya tangan manusia.
Ketamakan menoreh luka tanpa balas,
hingga bumi terpaksa bersuara marah.

Namun di balik gelegar yang menggetarkan,
ada bisikan lirih yang ingin damai:
rawatlah aku, peliharalah nafas hijau,
agar amarahku tak lagi menjelma bencana

Komentar

Postingan populer dari blog ini